Sabtu, 14 November 2015

Kaitan Film Something The Lord Made dengan isd

Film ini mengisahkan tentang kehidupan sosial budaya di Amerika pada saat itu yang sangat rasis, dan menilai bahwa orang berkulit hitam disana derajatnya sangat rendah.
Hal tersebut sangatlah tidak cocok diterapkan di negara manapun khususnya di Indonesia dengan ragam budaya dan warna kulit.

Pelajaran yg bisa diambil dari film ini adalah teruslah berusaha, apapun halangan dan rintangan yang kita hadapi, jangan langsung terpuruk dengan keadaan kita yang sekarang, karena mungkin kebahagiaan akan terlihat dengan usaha yang kita lakukan.

Jangan pernah menilai seseorang dari penampilan fisiknya saja, boleh jadi dia yang kamu nilai penuh kekurangan adalah orang hebat yang telah melakukan banyak hal yang bermanfaat untuk orang lain.
Berhenti melakukan tindakan SARA karena pada hakikatnya kita diciptakan sama dan dalam keadaan yang sebaik-baiknya

Resensi Film Something The Lord Made

Film Something The Lord Made yang sudah saya tonton ini menceritakan tentang seorang laki - laki berkulit hitam yang mengalami rasisme di negaranya. Laki - laki itu bernama Vivien Thomas seorang tukang kayu. Vivien adalah keturunan Afrika - Amerika. Vivien adalah seorang yang sangat menyukai bidang kedokteran, namun ia harus mengubur dalam - dalam cita - citanya untuk menjadi seorang dokter lantaran keterbatasan biaya yang ia dan keluarganya miliki. Bahkan bank tempat ia menabung juga mengalami kebangkrutan, hal ini menjadikan mimpinya untuk melanjutkan sekolah pun telah sirna.

Seorang dokter yang jenius bernama dr. Alfred Blalock adalah seorang dokter bedah yang sangat jenius sedang melakukan sebuah penelitian di sebuah laboratorium. Di laboratorium itu Vivien bekerja sebaga petugas kebersihan. Disela- sela Vivien membersihkan laboratorium dia menyempatkan diri untuk membaca buku - buku tentang kedokteran, sang dokter pun melihatnya dan seketika kaget karna mendengar Vivien ingin menjadi dokter. dr. Blalock pun menguji kemampuan Vivien dan sang dokter pun menyadari bahwa Vivien memiliki kemampuan nalar logika dan antusiasnya di bidang kedokteran sangat tinggi, sehingga sang dokter pun memberikan jas lab putih kepada Vivien.

Sang dokter melakukan penelitian tentang penyakit bayi biru (syndrom baby blue) dan mengajak Vivien untuk membantunya. Vivien pun sangat antusias, berkat buku - buku kedokteran yang ia baca, ia berhasil menemukan caranya yaitu dengan memutuskan pembuluh darah, dan menyambungkan kembali. akhirnya sang dokter pun mengoperasi bayi yang mengalami syndrom baby blue tersebut. operasi ini pun berhasil dan membuat sang bayi berwarna merah.

Walaupun keberhasilan sang dokter dalam melakukan operasi ada campur tangan Vivien, tetapi tetap saja dalam pemberitaan dan wawancara sang dokter tidak pernah menyebutkan nama Vivien yang telah berkontribusi dalam penelitian tersebut, sehingga masyarakat luas hanya tahu bahwa dokter Blalock memang jenius dan mampu mengobati syndrom baby blue tersebut sendirian.
Hal ini membuat Vivien sedih terlebih lagi ia mendapatkan gaji yang relatif rendah setara dengan gaji karyawan tingkat rendah, Vivien pun memutuskan untuk berhenti bekerja di laboratorium tersebut.

Namun karna cintanya ia dengan ilmu kedokteran dia memutuskan kembali bekerja dengan dokter Blalock, karna di laboratorium itulah dia mampu menyalurkan bakatnya dan cita - citanya. Setelah beberapa lama berkat doa, usaha, kesabaran dan antusiasnya yang tinggi di bidang kedokteran itupun membuahkan hasil, tak lama setelah dr.Blalock meninggal, ia diangkat menjadi kepala laboratorium tersebut, dan banyak yang sudah mengakui sumbangsihnya dalam bidang kedokteran.
Akhirnya ia diberi gelar 'Honory Doctor' akan tetapi karena ia tidak pernah duduk di bangku sekolah kedokteran akhirnya ia diberi gelar 'Honory Doctor of Law' dan Vivien pun ditunjuk sebagai pengajar ilmu bedah di Johns Hopkins Medical School. Terdapat pula lukisan Vivien yang bersanding dengan dr.Blalock dan dokter terkenal lainnya.